Jumat, 04 Oktober 2013

Pagi ini yang Menye-Menye :'(

Udah lama gag nulis lagi di blog ini, seperti pula udah lama gag semenye pagi ini. Yak, ceritanya pagi ini jadi cowok cengeng. Tiba-tiba aja njuk langsung menye-menye, pas juga si adek malah nyetel lagu galau keras-keras trus suasananya mendung nan syahdu, pas banget buat menye-menye. Daripada nge tweet dan nyetatus di fb galau pagi-pagi “Nb: Kasian yang bangun trus cek TL, ndak ketularan galau”, njuk mulai nulis aja senulis-nulisnya. 


Sampai umurku yang ke-24 ini, aku selalu saja menebak rahasia-Nya di balik semua kejadian yang ada di hidupku. Karena itu aku selalu ingat bahwa Allah tidak memberi apa yang selalu aku minta, tapi Dia selalu memberi apa yang aku butuhkan dan pasti pass untukku. Seperti kisahku hampir sebulan ini, aku diberikan sebuah kesempatan untuk memulai cerita dengan seseorang. Seseorang yang menurutku memberikan warna yang beda pada diriku. Seseorang yang selalu membuat otakku berhenti berargumen. Dia yang kusebut “Cinta”. Di balik semua cerita tentang “Cinta”, aku menemukan rahasia lain dari-Nya. Rahasia itu adalah kenapa Allah baru membuka hatiku di saat ini?yak karena waktunya sudah tepat. Karena untuk memperjuangkan “Cinta” aku harus belajar dan terus belajar untuk memahami bukan hanya diriku saja tapi memahami orang lain. Aku masih terus belajar untuk membuat orang lain nyaman. Aku terus belajar mendengar. Aku terus belajar untuk mengurangi egoku. Coba bila dibayangkan, bila kisah ini hadir disaat usiaku yang lebih muda, dan mungkin aku tidak akan pada posisi saat ini, aku tidak tau akan seperti apa. Belum lagi untuk manajemen waktu, di dalam porsi hidupku yang berisi diriku pribadi, keluarga, karir, dan “Cinta” itu tentunya. 

Ritme hidup itu seperti roda yang mengelinding. Kadang ada kesempatan di atas, menuju ke bawah, ke bawah dengan penuh tekanan dan kemudian akan naik lagi melepas semua tekanan. Kalo belum mengalami mungkin akan menganggap ini hanya klise belaka. Tapi aku bener-bener percaya itu. Seperti hidupku disaat ini. Aku berada di bagian roda kehidupan di bawah. Di saat tesisku yang selalu ada alasan untuk diduakan, disaat banyak peluang yang aku lompati, disaat keluarga yang membutuhkan banyak perhatian dariku, dan juga disaat kehidupanku yang tidak teratur seperti saat ini. Namun aku percaya disaat posisiku saat ini, akan ada disaat aku akan memulai naik, walaupun entah tujuan roda yang mengelinding ini berbelok arah. Tapi aku selalu berdoa, yang selalu terbaik baikku, karena aku percaya Allah selalu membuka rahasia-Nya di setiap kesulitan. 

Dan kembali ke pagi ini. Pagi dimana tiba-tiba semua pikiran dengan mudah datang merasuki otakku. Dua hari ini, tepatnya siang kemarin, gejolak itu muncul. Selain itu, tekanan mengenai kehidupanku yang mulai ingin keluar memadat seperti ingin menyeruak. Dan tiba-tiba suara pagi ini dengan mudahnya membuka keran tekanan itu, wussss.... dan melelehlah aku pagi ini. Menye-menye kalo anak muda bilang. Dalam hati ini, sudah terisi sayang yang menggebu, sehingga tak kuasa untuk menahannya. Pliss, aku hanya pemula di cerita seperti ini. Ajari aku. Ego yang selama ini mudah untuk menguasai karena kesendirianku, sulit untuk aku kekang. Ajari aku. Entah tiba-tiba hilang semangat untuk hari ini. Menye-menye. Kepekaan ku masih belum terasah, sayang, Ajari Aku. Aku harus seperti apa? Ajari aku. Kalaupun aku harus mengerti sendiri, egoku yang akan menguasiku. Bahkan untuk mengerti diri sendiri saja masih belum sempurna. Ajari Aku. Agak mendingan sih setelah nulis. Walaupun masih ada sesuatu yang harus diselesaikan secepatnya. Buat “Cinta” : Ajari aku, ajari aku mengerti. Perbedaan ini bukanlah penghalang. Yang menjadi penghalang adalah komunikasi yang kita bangun. Pernah dengar, perbedaan itu indah kan? Begitu pula kah kita,, dan ketika kau bilang “hidupmu mungkin bakal lebih baik ketika udah ga ada aku...”,, Cesss langsung hati ini sayang. Sebegitu mudahkan semua itu dapat diselesaikan dengan seperti itu. “Cinta” berikanlah aku waktu...Beikanlah aku kesempatan lagi...